"Status (jumlah) lubang hingga 30 September 2024 data terakhirnya terdapat 1.448 lubang, yang paling banyak di Muaro Bungo atau drkat Batas Jambi dan Sumatera Barat," ucap Kabalai.
Ia tak memungkiri lubang jalan tercipta karena muatan kendaraan yang berlebih. Seperti truk pengangkut Batu Bara yang sering melintas di Bungo menuju Sumbar. Padahal penanganan rutin juga sudah dilakukan.
"Untuk jumlah pastinya kita sisir lagi apa udah ada yang ditutup," katanya.
Untuk itu, saat ini tim Balai tengah melakukan survei di jalan nasional hingga sebulan kedepan.
"Tindak lanjut lainnya, setelah ada data kondisi terbaru jalan baru kami strategikan, sampai akhir bulan ini petugas turun," tegasnya.
Ia optimis penanganan lubang di jalan lintas Sumatera itu bisa terkejar dalam waktu dua bulan tersisa di 2024.
"Kita optimis terkejar, karena melihat tahun lalu saja lebih dari 1.500-an lubang di jalan bisa kita rampungkan untuk kenyamanan pengguna jalan," sebutnya.
Metode penanganan lubang jalan menggunakan aspal dingin CPHMA (Cold Paving Hot Mix Asbuton). Aspal dingin atau coldmix memiliki kualitas yang hampir setara dengan aspal hotmix. Aspal hotmix adalah campuran agregat seperti pasir, kerikil, dan semen aspal yang dipanaskan sebelum diaplikasikan.
"Aspal jenis ini adalah campuran yang dipanaskan di pabrik, kemudian dikemas dan dipasarkan dalam keadaan siap dihampar. Aspal ini mengandung asbuton dan bahan tambahan lain seperti polimer. Jika kita menunggu aspal panas susah mendapatkannya menunggu AMP menyediakan," katanya.
Sementara itu Farhan salah seorang warga Jujuhan Bungo berharap jalan nasional di depan rumahnya bisa dikerjakan pihak terkait jelang Nataru. Hal itu karena volume kendaraan meningkat saat akhir tahun.
"Kami harap sebelum Desember kalau bisa selesai karena ini kan wajah Jambi karena dekat dengan Sumbar, harus mulus lah," sebutnya.
Ia mengakui dahulu jalan nasional di Daerahnya mulus dan sedikit lubang. Namun lantaran salah satu jalan darat Baru Bara di fokuskan dari Bungo menuju Darmasraya. Menyebabkan kendaraan muatan besar meningkat mengangkut emas hitam ini.
"Ia karena mulai banyak truk batu bara besar, walaupun sesuai ketentuan ukurannya tapi kalau banyak rusak juga kan jalan," keluhnya. (ldb)
0 Komentar